TANJUNG PINANG – Air Dohot, minuman legendaris yang dulunya hanya dinikmati oleh para Sultan dan bangsawan Kesultanan Riau-Lingga, kini telah menjadi ikon kuliner khas Melayu Kepulauan Riau (Kepri). Minuman eksklusif ini awalnya hanya tersedia di istana kerajaan, tetapi sekarang telah menjadi bagian dari warisan budaya yang bisa dinikmati oleh masyarakat umum.
Air Dohot memiliki sejarah panjang sejak zaman Kesultanan Riau-Lingga, di mana ia menjadi suguhan mewah di kalangan bangsawan kerajaan. Minuman ini terkenal karena resep rahasianya yang hanya disajikan di lingkungan istana.
Air Dohot memiliki rasa yang unik dan terdiri dari berbagai bahan seperti buah Dohot kering, Kelengkeng kering, Kismis, dan Kurma yang dipadukan dengan gula merah dan es. Buah Dohot sendiri adalah komponen utama dari minuman ini, yang berasal dari benua Afrika, dan memberikan karakteristik khas pada Air Dohot.
Pengembangan dan Warisan Keluarga
Hamzah, pemilik usaha Air Dohot, mengungkapkan bahwa sebelumnya, minuman ini hanya dapat dijumpai saat perayaan hari-hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri, terutama di kalangan keluarga di Pulau Penyengat. Resep Air Dohot diperoleh dari kajian naskah kuno kerajaan oleh kakek Hamzah, yang juga bernama Hamzah, dan kini diteruskan oleh keluarganya.
“Kakek kami, Hamzah, mengkaji naskah kuno kerajaan untuk mendapatkan resep ini,” ujar Zafira, salah satu zuriat Raja Penyengat, yang turut mempopulerkan minuman ini.
Saat ini, Air Dohot telah menjadi kuliner khas di Pulau Penyengat dan Tanjung Pinang, dan dianggap sebagai representasi dari kejayaan masa lalu Pulau Penyengat sebagai pusat kerajaan. Minuman ini kini diturunkan dari generasi ke generasi dan disajikan di berbagai acara, terutama pada hari-hari besar.
Khasiat dan Popularitas Air Dohot
Air Dohot juga diyakini memiliki khasiat kesehatan, terutama sebagai minuman yang dapat mengurangi panas dalam. Karena campuran buahnya yang berasal dari berbagai benua, Air Dohot sering disebut sebagai “minuman pengembara dunia”.
Dalam upaya memperkenalkan Air Dohot kepada khalayak luas, minuman ini kini disajikan kepada tamu-tamu penting yang berkunjung ke Pulau Penyengat. Zafira menyarankan agar Air Dohot bisa menjadi “welcome drink” di hotel-hotel sebagai representasi dari Pulau Penyengat.
Air Dohot juga telah menjadi usaha UMKM yang terus dikembangkan. Bahkan, racikan Air Dohot ini pernah disajikan dalam jamuan untuk Presiden Jokowi.
Namun, Air Dohot memiliki kendala dalam pemasaran karena setelah diseduh, minuman ini hanya bertahan selama 30 jam atau sekitar dua hari. Oleh karena itu, produk ini lebih sering dijual dalam bentuk racikan siap seduh untuk menjaga kualitasnya.
Dengan sejarah yang kaya dan khasiat yang diyakini, Air Dohot terus menjadi simbol budaya dan kuliner yang khas dari Kepulauan Riau. ***
(Red)